Investasi menjadi salah satu tren baru bagi generasi milenial. Bentuk investasi yang paling banyak dibicarakan saat ini adalah investasi saham. Investasi ini tergolong dalam kategori high risk high return atau investasi dengan risiko tinggi, namun menjanjikan keuntungan yang tinggi pula. Cocok bukan dengan generasi milenial yang menyukai hal berbau instan?
Sebelum mengeluarkan dana kita untuk investasi saham, sebaiknya kita belajar dahulu apa itu saham. Karena setiap hal selalu mempunyai dua sisi, mari kita mitigasi risiko kerugian dengan belajar terlebih dahulu mengenai dunia saham.
Apa Itu Saham?
Saham adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Kepemilikan tersebut diperoleh setelah kita meminjamkan sejumlah dana sebagai modal usaha bagi perusahaan tersebut. Saham-saham yang diperjualbelikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah saham dari perusahaan-perusahaan terbuka (Tbk). Contohnya adalah Indofood, Kimia Farma, Kalbe Farma, dan Astra Internasional.
Harga saham sangat fluktuatif. Tingkat harga tersebut didasarkan pada kepercayaan investor atas kinerja perusahaan tersebut. Sentimen positif akan menaikkan harga saham, sementara sentimen negatif akan menurunkan harga saham.
Contoh sentimen positif yaitu berita mengenai kenaikan penjualan perusahaan pada kuartal tertentu. Sentimen positif akan menarik investor untuk membeli saham perusahaan. Sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran, kenaikan permintaan (pembelian) akan menaikkan harga.
Sementara itu, berita mengenai kondisi pandemi merupakan sentimen negatif bagi perusahaan. Sentimen negatif akan mendorong investor untuk menjual saham perusahaan. Kenaikan penawaran (penjualan) akan menurunkan harga.
Contoh konkrit dari teori di atas terjadi pada masa pandemi Covid-19. Pandemi memberikan sentimen negatif bagi pasar saham. Mayoritas saham, bahkan hampir semua saham perusahaan di Bursa Efek Indonesia mengalami penurunan pada awal terjadinya pandemi (Maret 2020). Mengapa demikian?
Investor menyadari jika pandemi melumpuhkan banyak sektor industri. Dengan demikian, setiap masyarakat harus siap dengan kondisi terburuk yang tak dapat diduga. Seperti adanya potensi kelangkaan bahan di masa mendatang. Dengan demikian, sebagian besar investor menarik dana investasi mereka untuk menambah uang kas yang siap digunakan dalam kondisi apapun. Terjadilah penjualan saham secara besar-besaran, maka sudah dapat dipastikan jika mayoritas saham pun juga mengalami penurunan harga.
Apa yang didapatkan dari berinvestasi saham?
1. Dividen
Setiap tahun, perusahaan akan memberikan bagi hasil atas keuntungan yang diperolehnya dalam kurun waktu satu tahun. Bagi hasil itulah yang disebut dividen. Tidak semua keuntungan perusahaan dibagikan kepada investor. Presentase dividen terhadap keuntungan perusahaan selama satu tahun disebut dividend rate. Besarnya dividend rate dapat kita ketahui saat Rapat Utama Pemegang Saham (RUPS).
2. Keuntungan Modal (Capital Gain)
Keuntungan modal adalah keuntungan yang diperoleh oleh investor karena adanya kenaikan harga saham. Besarnya keuntungan modal bisa diperoleh akibat adanya sentimen positif baik dari perusahaan maupun pasar pada umumnya. Pergerakan harga saham ini sangat cepat, oleh karena itu pastikan memilih perusahaan yang benar-benar tepat dalam berinvestasi.
Sekian sedikit pengenalan saham, nantikan artikel lain untuk seri berikutnya!
Salam investasi!